Di Pulau Ini, Susno Duaji Dapat Dilihat

Di Pulau Ini, Susno Duaji Dapat Dilihat

Laporan : Hasriadi, Lombok, NTB

Udara pagi yang masih segar, mewarnai perjalanan rombongan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Soppeng, mengunjungi sejumlah tempat wisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (7/2/2016)

Tiga unit mobil, mengantar rombongan yang berjumlah 21 orang tersebut, berjalan mulus tanpa hambatan macet, seperti di kota-kota besar lainnya. Perjalanan dimulai di hotel graha ayu, Mataram, tempat rombongan ini menginap.

“Lebih baik, hari ini kita jalan-jalan, karena besok sampai selasa, jadwal kegiatan kita padat,” kata Ketua PWI Soppeng, M Darwis.

Rombongan ini, memang akan mengikuti rangkaian acara Hari Pers Nasional (HPN) yang di gelar di Nusa Teggara Barat (NTB).

Canda tawa di dalam mobil pun, mewarnai perjalanan ini. Mulai saling ledek, belajar bahasa sasak yang merupakan bahasa daerah Lombok, dari sang sopir, hingga berbicara serius tentang rangkaian HPN. Dalam perjalanan yang bebas hambatan tersebut, sejumlah tempat pun dikunjungi, mulai dari tempat kerjinan tradisional, belanja oleh-oleh khas lombok.

Tak ketinggalan, pantai Senggigi yang merupakan salah satu pariwisata andalan daerah ini juga dikunjungi. Ternyata, pantai senggigi bukanlah klimaks dari sebagian rombongan. Seorang warga, Senggigi mepromosikan salah satu pulau di daerah tersebut. “Rugi bang kalau ke Lombok hanya sampai di Senggigi. Jauh-jauh dari Sulawesi, harus melihat tempat paling indah di salah satu pulau disini,” kata warga yang mengaku Yayan tersebut.

Yayan dengan logat campuran, Bali, Sunda dan Jawa, menjelaskan dipantai tersebut, keindahan pantai dapat dinikmati, bahkan menurutnya turis asing lebih cenderung ke pulau yang di sebut Gili Trawangan tersebut.

Penasaran dengan keindahan pulau yang diceritakan Yayan, satu mobil rombongan, memutuskan untuk menyerang pulau, sementara dua mobil rombongan lain, memilih balik arah untuk mengunjungi tempat oleh-oleh di daerah ini.

Menumpang Speed Board, dengan biaya satu juta rupiah, rombongan ini pun melakukan perjalanan menyebrang pulau dengan waktu tempuh sekitar 10 menit.

Sesampai di pulau tersebut, mata rombongan disuguhi dengan ramainya suasana pulau yang didominasi turis asing. Turis asing ini hilir mudik dijalan yang perkampungan, dengan laki-laki bertelanjang dada dan turis perempuan hanya berbikini.

Rombongan pun memilih untuk ke pantai menikmati suasana laut dan pasir pantai, lagi-lagi rombongan dikagetkan dengan dua orang gadis bule, yang berjalan di pantai dengan hanya menggunakan CD berwarna hitam tanpa menggunakan penutup didada.

Pemandangan yang jarang terlihat, perempuan bebas berjalan tanpa penutup dada di tempat umum. Melihat rombongan heran, seorang pedagang jagung bakar mendekati penulis.

“Jangan kaget bang, memang disini begitu, daerah ini dikenal sebagai Susno Duaji,” kata pedagang tersebut.

Belum sempat, bertanya mengenai apa itu Susno Duaji, pedangan ini kembali menjelaskan bahwa Susno Duaji merupakan singkatan dari susu nongol dua biji.

Akhirnya rombongan memilih balik ke dermaga kecil, tempat berlabuh Speed board, selain pemandangan langka, ufuk malam juga sudah mengitari pulau kecil tersebut. “Kita pulang, sudah malam apalagi nanti malam sampai selasa kita banyak kegiatan,” kata Seksi Organisasi PWI Soppeng, Nur Alam Abra. (penarakyat.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *