Ramadhan Bulan Perjuangan dan Kemenagan, Sebuah Catatan Sejarah

Ramadhan Bulan Perjuangan dan Kemenagan, Sebuah Catatan Sejarah

Opini, Penarakyat.com, Bulan Ramadhan adalah anugerah Allah swt kepada orang-orang beriman. Dan seringkali kemenangan pada peristiwa-peristiwa besar, Allah anugerahkan di bulan mulia ini.

Ramadhan bukan bulan untuk santai, tidur – tiduran apalagi loyo dan lunglai. Bukti sejarah menunjukan bulan Ramadhan adalah bulan Jihad dan Kemenangan bagi Umat Islam.
Berikut beberapa diantaranya yang diringkas dari berbagai sumber:

1. Perang Badar-Ramadhan 2 H
Perang Badar adalah peperangan besar pertama Rasulullah SAW dan kaum muslimin. Perang yang sangat krusial bagi eksistensi Umat Islam. Sampai-sampai saat perang Badar hendak berkecamuk, manusia paling mulia Rasulullah SAW berdoa:
“Ya Allah, penuhilah untukku apa yang Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, berikan apa yang telah Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau biarkan pasukan Islam ini binasa, tidak ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi ini.”
Kalimat terakhir pada doa diatas jelas menggambarkan suasana kebatinan Rasulullah yang memaknai perang ini sebagai “perang eksistensi”.
Bagaimana tidak, inilah perang besar pertama pasca hijrah dengan jumlah pasukan yang tidak sebanding, 300-an di pihak kaum muslimin dan1000-an di pihak kafir quraisy.
Dengan strategi pengusaaan sumber air, atas usul seorang sahabat, Hubaib bin al-Mundzir, Allah swt memenangkan kaum muslimin dalam peperangan ini.
Kemenangan yang mengangkat moral dan spirit kaum muslimin, sekaligus merontokkan mental dan membuat malu suku quraisy yang selama ini dikenal piawai dalam berperang. Apalagi salah seorang pembesar mereka, Abu Jahal, tewas diujung tombak dalam perang ini.

2. Fathu Makkah – Ramadhan 8 H
Delapan tahun setelah ‘terusir’ dari tanah kelahiran, akhirnya kaum muslimin yang dipimpin Rasulullah SAW kembali ke Makkah dengan kemenangan.
Namun yang paling tidak disangka oleh kaum kafir quraisy, bahkan oleh beberapa orang sahabat, adalah pidato Rasulullah pada saat berhasil memasuki kota Makkah dengan kemenangan:
“Hadza laisa yaumil malhamah, walakinna hadza yaumul marhamah, wa antum thulaqa…”
(Hari ini bukan hari pembantaian, melainkah hari kasih sayang, dan kalian semua dimaafkan (serta merdeka) untuk kembali kepada keluarga masing-masing.)
Inilah “Hari Kasih Sayang” yang sesungguhnya, yang membuat kaum kafir quraisy berbondong-bondong memeluk Islam.
Amru bin Salimah berkata, “Kaum Arab menunda keislaman mereka karena menanti fathu makkah. Maka tatkala terjadi fathu makkah, setiap kabilah bersegera masuk Islam dan bapakku segera mendahului kaumku masuk Islam.”

3. Penaklukan Andalusia – Ramadhan 92 H
Thariq bin Ziyad ( طارق بن زياد), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.
Musim panas tahun 711 M (92 H), Thariq bin Ziyad berangkat menuju Al-Andalus. Pada tanggal 29 April 711 (6 Rajab 92 H), pasukan Thariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar berasal dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang artinya Gunung Thariq). Setelah pendaratan, ia memerintahkan untuk membakar semua kapal dan berpidato di depan anak buahnya untuk membangkitkan semangat mereka:
أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر…
“Wahai sekalian manusia (pasukan Tariq), kemana kalian pergi? tidak ada jalan untuk melarikan diri! Laut di belakang kalian, dan musuh di depan kalian: Demi Allah, tidak ada yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.”
Pasukan Tariq menyerbu wilayah Andalusia di musim panas tahun 711 berhasil meraih kemenangan yang menentukan atas kerajaan Visigoth, di mana rajanya, Roderick terbunuh pada tanggal 19 Juli 711 (28 Ramadhan 92 H) dalam pertempuran Guadalete. Setelah itu, Thariq menjadi gubernur wilayah Andalusia.

4. Perang Salib – Ramadhan 584 H
Salahsatu episode dalam perang perang salib adalah pertempuran di Hittin yang terjadi akibat salah satu faksi dalam koalisi salib melanggar perjanjian damai dengan kaum muslimin.
Faksi Chattilon pimpinan Reynald membunuh rombongan peziarah dari Damaskus, termasuk saudara perempuan Shalahuddin al-Ayyubi. Bahkan mereka juga menyiapkan pasukan untuk menyerang kota suci Makkah.
Koalisi tentara salib yang didatangkan dengan jumlah besar dari Eropa bertemu dengan pasukan Shalahuddin di kota Hittin yg saat itu tengah memasuki musim panas.
Tidak terbiasa dengan cuaca panas gurun ditambah baju perang yang terbuat dari besi membuat pasukan salib tidak leluasa dan kewalahan menghadapi kelincahan kuda-kuda Yaman yang ditunggangi pasukan Shalahuddin.
Dalam perang ini, Reynald de Chattilon, yang dulu membunuh saudara perempuan Shalahuddin, berhasil dipenggal.
Kemenangan di Hitiin ini menjadi pembuka jalan bagi pasukan Shalahuddin untuk merebut kembali Yerussalem (Palestina) ke pangkuan kaum muslimin, sebagaimana sebelumnya pernah dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab.

5. Perang ‘Ain Jalut – Ramadhan 685 H
Siapa yang tidak gentar mendengar nama Hulagu Khan dan tentara Mongol-nya pada masa itu? Kekejaman dan kebengisan mereka terkenal di seantero barat (tentara salib) dan timur (tentara muslim).
Merek lah yang telah menghancurkan kekuasaan Bani Abbasiyah di Baghdad, sebagai pusat peradaban Islam, dengan pembantaian paling biadab dalam sejarah dunia.
Jutaan tengkorak kaum muslimin ditumpuk menjadi bukit sebagai peringatan bagi negeri-negeri lain yang tidak mau tunduk kepadanya.
Dari semua negeri-negeri muslim, hanya tinggal 3 negeri saja yang belum ditaklukan: Makkah, Madinah, Mesir.
Seraya mengirim surat melalui utusannya, Hulagu Khan mengancam penguasa Mesir, Syaifuddin al-Quthuz, untuk menyerah atau merasakan pembantaian berikutnya.
Syaifuddin kecil adalah mantan budak yang diperjualbelikan setelah keluarganya dibantai oleh tentara mongol. Maka inilah saatnya membalas kebiadaban mereka yang telah membantai keluarga dan jutaan kaum muslimin lainnya.
Syaifuddin al-Quthuz menyongsong pasukan mongol di luar Mesir, tepatnya di daerah ‘Ain Jalut (wilayah Palestina) pada Ramadhan 685 H.
Pada hari ke-25, pasukan Mongol berhasil dipukul mundur. Dan pada hari ke-30 Ramadhan, Damaskus berhasil direbut kembali.
Dengan kekalahan ini pupuslah ambisi Hulagu Khan utk menguasai semua wilayah muslim. Dan akhirnya Mesir tumbuh sbg pusat peradaban Islam berikutnya, menggantikan Baghdad yg telah porak poranda.

6. Kemerdekaan Indonesia- Ramadhan 1364 H
Lebih dari 350 tahun, negeri muslim terbesar di dunia ini silih berganti dijajah oleh negara-negara kristen, mulai dari Portugis, Belanda, hingga negeri penyembah matahari, Jepang.
Perlawan gagah berani dan pantang menyerah yang dipelopori oleh para ulama sepanjang zaman di negeri ini akhirnya membuahkan hasil pada 9 Ramadhan 1364 H atau bertepatan dgn 17 Agustus 1945 dengan Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Soekarno-Hatta.
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” (redaksi)

Sumber : portalpiyungan.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *