Setiap tahun, pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menjadi momen yang dinantikan. Selain sebagai bentuk apresiasi atas kinerja mereka, THR juga memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda ekonomi lokal.

Di Kabupaten Wajo, pemerintah telah mencairkan THR sebesar Rp27,7 miliar bagi ASN dan PPPK, memberikan dorongan besar bagi perputaran uang di daerah tersebut.
(Baca selengkapnya)

Sementara itu, di Kabupaten Enrekang, anggaran sebesar Rp25 miliar telah disiapkan untuk pembayaran THR, memastikan pegawai menerima hak mereka tepat waktu.
(Baca selengkapnya)

Pencairan THR ini membawa dampak langsung terhadap perekonomian daerah. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat, sektor perdagangan, jasa, dan UMKM mengalami lonjakan omzet. Pasar tradisional, toko pakaian, restoran, hingga transportasi lokal merasakan peningkatan transaksi. Efek domino ini mendorong perputaran ekonomi yang lebih cepat, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang terasa dalam jangka pendek.

Namun, setelah euforia THR berlalu, tantangan yang muncul adalah bagaimana menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi tersebut. Jika dana THR hanya digunakan untuk konsumsi jangka pendek tanpa strategi finansial yang matang, dampaknya akan cepat menghilang. Banyak pegawai yang langsung menghabiskan THR mereka untuk belanja musiman tanpa mempertimbangkan investasi atau tabungan jangka panjang.

Untuk menghindari siklus ekonomi yang hanya bergairah sesaat, pemerintah daerah perlu mengambil langkah strategis. Salah satunya adalah mendorong belanja di sektor lokal dan memperkuat permodalan UMKM agar mereka bisa terus berkembang meski musim THR telah berlalu. Selain itu, edukasi mengenai literasi keuangan bagi ASN dan PPPK juga penting agar THR yang mereka terima bisa dikelola dengan lebih bijak.

Dampak THR bagi ekonomi lokal bisa menjadi berkah jangka panjang jika dikelola dengan baik. Namun, tanpa perencanaan yang tepat, pencairan THR hanya akan menjadi lonjakan konsumsi tahunan yang cepat surut. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi berkelanjutan agar momentum ini bisa menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih stabil dan berkesinambungan. (Tajuk penarakyat)