SIDRAP, penarakyat.com — Peristiwa berdarah kembali terjadi di Desa Kalosi, kecamatan Dua Pitue. Seorang tokoh masyarakat Andi Pangoriseng alias Pung Pango (53) meregang nyawa setelah dikeroyok oleh 3 orang pelaku.
Insiden ini terjadi Sabtu 10 Desember sekitar pukul 23.30 wita. Penganiayaan dan pengeroyokan ini dipicu persoalan sepele yakni penggunaan lapangan sepak bola Kalosi.
Pelaku masing-masing Baharuddin alias Bahar (40), Anwar (38) dan La Juma (35), ketiganya warga Jln Andi Kancilu Desa Kalosi merasa tersinggun atas ucapan korban.
Ceritanya, lapangan sepak bola ada kegiatan hiburan masyarakat pasar malam. Pelaku Bahar yang kebetulan pengelolah lapangan bermaksud menyampaikan kepada panitia untuk membongkar kegiatan hiburan tersebut.
Alasannya, lapangan akan dikerja pemasangan paving blok. Namun hal itu tak diterimah oleh panitia bernama Irwan. Pasalnya, panitia sudah mengantongi ijin dari seluruh yang terkait.
Sebelum kejadian pada malam itu, kegiatan sudah bubar. Namun pelaku sempat bersitegang dengan panitia, namun tiba-tiba korban Andi Pango datang melerai dan meluruskan masalah.
Tiba-tiba, Bahar yang tak bisa menahan emosi langsung memukul korban dengan batu, adik pelaku bernama Anwar juga turut menganiaya korban dengan menusuk dada kanan dan tangan kanan Andi Pangorisen menggunakan badik.
La Juma yang juga ipar Bahar turut memukul korban dengan menggunakan tangan. Korban langsun tersungkur bersimbah darah. Sesaat setelah korban dilarikan kerumah sakit Puseksemas setempat, dengan luka tusuk didala tepat jantung sedalam 30 cm dan tangan selebar 20 cm.
Hanya berselang 10 menit dirawat, korban menghembuskan nafas terakhirnya lantaran pendarahan hebat dibagian dada, kepala dan tangannya.
Polisi yang menerima laporan langsung melakukan pengejaran kepada para tersangka. Tak cukup 5 jam, tersangka utama Bahar diamankan Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 wita.
Mengorek keterangan dari sejumlah saksi, dua tersangka lainnya La Juma berhasil diamankan di di Simpang Lima Kota Pinrang, sekira pukul 17.00 wita.
Sedangan Anwar diciduk kemudian di Soppae Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo pada Senin (12/12) dini hari pukul 04.00 wita. Penangkapan ketiga pelaku dipimpin langsung Kapolsek Dua Pitue.
Atas insiden ini, sempat memicu kemarahan ratusan orang dari sejumlah organisasi masyarakat Dua Pitue, Minggu (11/12).
Mereka mendatangi kantor Mapolsek setempat dan meminta pelaku diamankan segera. Beruntung Kapolsek AKP Slamet Paryadi didamping Kasat Intelkam Polres Sidrap AKP Muh Ali meredam kemaraham keluarga korban sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan.
Kapolres Sidrap AKBP Anggi Naulifar Siregar yag dihubungi terpisah, Senin (12/12) membenarkan peristiwa tersebut. Anggi juga mengiyahkan 3 pelaku sudah diamankan di Mapolres Sidrap.
“Ini kerja keras Kapolsek dan Intelkam dibackup Reskrim yang bergerak cepat menangkap ketiga pelaku. Saya apresiasi mereka,” kata Kapolres AKBP Anggi yang dhubungi selulernya.
Menuut Anggi, kejadian ini cepat diantisipasi karena korban merupakan salah satu tokoh masyarakat yang paling dihormati di Dua Pitue.
“Kita koordinasi secara kekeluargaan kepada pihak korban. Pendekatan persuasif dan meminta memepercayakan kepada penegak hukum untuk menangani kasus ini secara profesional,” tegasnya.
Sementara Kapolsek AKP Slamet Paryadi menambahkan, sejauh ini sudah ada 4 orang saksi telah dimintai keterangannya.
“Untuk sementara disimpulkan persoalan ini dipicu sepele karena pelaku tersinggung karena korban bersama panitia tidak terimah permainan hiburan masyarakat dilapangan sepak bola akan dibongkar oleh pelaku,”ungkpanya.
Menurut Slamet, kasus masih terus didalami. Begitupun pihaknya terus berupaya mengendalikan keamanan Kamtibmas Dua Pitue.
“Pihak tokoh-tokoh masyarakat kami terus kordinasi agar tidak lagi pengerahan massa yang lebih banyak. Insya Allah kami harap semua pihak dari korban menahan diri dan tidak terpancing emosi. kami akan berusaha bekerja maksimal mengungkap kasus ini,” imbuhnya. (ady sanjaya)