SIDRAP, Penarakyat.com — Menjelang pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sidrap tahun 2025, muncul kegaduhan terkait beredarnya proposal permintaan dana yang mencatut nama wartawan dan menyerupai atribut organisasi PWI.
Proposal tersebut, yang beredar di kalangan mitra kerja dan instansi di beberapa kecamatan di Sidrap, disebut membawa nama wartawan Sidrap untuk menghimpun sumbangan dana tanpa kejelasan agenda dan tanpa keterkaitan dengan organisasi resmi PWI Sidrap.
Ketua Panitia Konfercab PWI Sidrap 2025, Ridwan Wahid, mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan tersebut.
Ia menegaskan bahwa proposal tersebut sangat mirip dengan dokumen resmi milik PWI dan menyayangkan penggunaan nama wartawan Sidrap secara umum dalam permintaan dana.
“Ini tindakan yang tidak etis. Proposal tersebut menggunakan simbol dan narasi seolah-olah berasal dari kegiatan resmi PWI, padahal tidak ada sangkut pautnya dengan agenda Konfercab PWI yang akan kami laksanakan,” ujar Ridwan Wahid, yang akrab disapa Wawan, Kamis (9/5).
Menurut Wawan, tindakan ini sangat mengganggu proses dan rencana pelaksanaan Konfercab PWI Sidrap, yang merupakan agenda penting dalam keberlangsungan organisasi kewartawanan resmi di daerah tersebut.
Ia pun meminta kepada seluruh mitra kerja, donatur, dan relasi kemitraan PWI agar lebih berhati-hati dan tidak langsung percaya terhadap proposal-proposal permintaan dana yang mengatasnamakan kegiatan wartawan.
“Saya berharap seluruh pihak lebih teliti dan bijak. Jika ada proposal yang mengatasnamakan kegiatan kewartawanan di Sidrap, pastikan dulu asal-usulnya. Jangan sampai niat baik membantu justru disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh wartawan senior Sidrap, Sumiati.S, yang juga merupakan salah satu anggota panitia Konfercab PWI Sidrap.
Ia mengecam keras tindakan oknum yang berani mencatut profesi wartawan dalam proposal tanpa mewakili organisasi resmi.
“Saya menyesalkan ini. Banyak mitra kita yang sempat menyangka bahwa permintaan dana tersebut berasal dari kegiatan PWI, padahal bukan. Ini bisa menimbulkan salah paham yang merugikan organisasi,” ujar Sumiati.
Lebih lanjut, Sumiati menegaskan bahwa tidak masalah jika ada pihak yang ingin menggalang dana, namun harus dengan menyampaikan identitas dan tujuan yang jelas.
Sumi sapaan akrabnya menekankan bahwa profesi kewartawanan tidak boleh dijadikan tameng untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok.
“Kalau memang ingin galang dana, silakan. Tapi sampaikan dengan jujur, itu dari organisasi mana, untuk kepentingan apa. Jangan bawa-bawa nama wartawan secara umum, apalagi sampai menyerupai kegiatan PWI,” katanya tegas.
Sumiati juga menyebut bahwa ia mengetahui siapa oknum yang menyebarkan proposal tersebut, namun memilih untuk tidak menyebutkan namanya karena yang bersangkutan adalah teman dan rekan seprofesi.
Menutup pernyataannya, Sumiati mengingatkan kembali kepada seluruh rekan kerja dan pihak donatur agar selalu melakukan klarifikasi sebelum memberikan dukungan dana terhadap kegiatan yang mengatasnamakan profesi kewartawanan di Sidrap.
“Jangan sampai ada kesalahpahaman yang merusak citra organisasi resmi seperti PWI. Kita semua ingin pelaksanaan Konfercab berjalan lancar dan tidak terganggu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya. (Riss/*)
Tinggalkan Balasan