Sakit Tak Kunjung Sembuh, Petani di Bojoe Akhiri Hidupnya..

Sakit Tak Kunjung Sembuh, Petani di Bojoe Akhiri Hidupnya..

SIDRAP, Penarakyat.com — Diduga stres karena penyakit tak kunjung sembuh. Seorang warga asal di lingkungan II Bojoe Kelurahan Arawa Kecamatan Watangpulu Sidrap nekat mengakhiri hidupnya dengan caranya sendiri.

Adalah La Darman alias Latuwo (50), pria yang sehari-harinya bertani ini meninggal dunia lantaran setelah gantung diri di kamar kolong rumahnya, Kamis (11/1/2018).

Latuwo ditemukan tak bernyawa setelah seutas kain berisi kawat besi di lingkarkan dileher korban.

Resa (35) pertama kali menemukan ayahnya gantung diri sekitar pukul 19.30 Wita.

Latuwo dipanggil-panggil anaknya dari luar kamar. Tapi jawaban korban tak terdengar sehingga anak korban nekat mendobrak pintu kamar yang dikunci korban sesaat setelah 30 menit masuk kamar.

Sebelum korban ditemukan gantung diri, Indo Kupe (50) istri Ladarman menceritakan jika korban sedang duduk dibawah kolong rumah ditemani anaknya Resa.

Sedangkan I Kupe sendiri naik ke atas rumah untuk memasak persiapan makan malam, sekitar pukul 19.00 Wita.

Resa mengaku ayahnya pamit masuk ke kamar dengan alasan ingin istirahat. Resapun tak menaruh curiga.

Tak berselang lama, Ikupe memanggil anak dan korban untuk makan malam. Sedari memanggil korban tak dijawab sahutan, membuat Resa menaruh curiga ada apa-apa terjadi.

Pasalnya tidak seperti biasa bapaknya masuk istrihat tak mengunci pintu kamar. Diapun mendobrak pintu kamar terbuat dari papan tripleks.

Melihat ayahnya tergantung dalam kondisi sudah tak bernyawa. Anak korban langsung histeris bersama ibunya.

Tidak berselang lama, hampir semua tetangga korban berdatangan mengangkat jasad korban dan membawanya diatas rumah.

Dari cerita warga dan tetangga korban yang turut dibenarkan istri dan anaknya, semasa hidup Latuwo punya riwayat penyakit. Di duga kuat punya kelainan jiwa karena korban terkadang melamun sendiri dan kadang keluar rumahnya tanpa diketahui kemana perginya.

Kelainan perilaku korban diketahui terjadi sejak empat tahun silam. Sudah beberapa kali diobati oleh paranormal oleh pihak keluarga, namun tak kunjung ada perubahan.

Kasus inipun sudah dilaporkan pihak berwajib dalam hal ini Mapolsek Watangpulu dan dibackup Polres Sidrap.

Polisi sudah ke TKP untuk mengambil bahan keterangan. Namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan menjadikan kasus ini adalah murni musibah.

Pihak Polsek Watangpulu pun tak ingin ambil resiko dan tetap juga mengambil inisiatif pada pihak keluarga membuatkan surat pernyataan untuk tidak keberatan dan menuntut proses hukum.

Rencananya, almarhum akan dikebumikan pada Jumat dikampung halamannya di Bojoe sebelum Shalat Jumat.

Kasus ini, dibenarkan Kapolsek Watangpulu AKP Sahusdan, tidak dilakukan penyelidikan dengan alasan keluarga korban menolak.

“Kami sudah koordinasi dengan istri fan anak korban. Pada prinsipnya mereka tidak keberatan dan ini dijadikan musibah dan takdir korban,”tandas Kapolsek, sesaat lalu. (Ady)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *